Sabtu, 25 Mei 2013

Hanya sebuah coretan...

Bismillah...

Beberapa minggu yang lalu sempat berbincang dengan beberapa anggota keluarga saya, entah mengapa dari perbincangan itu sempat adu argumen tentang sebuah profesi. Yah ada sebagian keluarga saya yang beranggapan profesi dokter itu lebih bernilai. Dan mau tidak mau saya katakan "waduh ini salah, mangkanya sampai sekarang negara ini nggak maju-maju, karena salah satunya pemikirannya terkotak-kotak dan lebih mengkhususkan pada satu pemikiran saja". Walaupun udah saling beradu argumen tetap saja pada pemikiran masing-masing.. hadeuh... Yo wes lah, nggak bisa memaksakannya. Dan perbincangan itu berhenti sampai disitu, tanpa ada penyatuan pendapat.
Ehm Kenapa rata-rata orang beranggapan jadi dokter itu lebih baik. Terlebih lagi kalau melihat sebagian orang tuanya yang menginginkan anaknya menjadi dokter. Aduhh kudu diubah tuh pemikirannya... Padahal setiap profesi itu punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan setiap profesi itu sama saja kok, nggak ada yang bisa dibanggain satu sama lain. Yang mampu dibanggain itu manfaat yang dapat dihasilkan dari profesi itu sendiri kepada banyak orang. Kudu diingat tuh "khoirunnas anfa'uhumlinnas: manusia yang paling baik adalah yang banyak manfaatnya.  Setiap profesi bernilai mulia semua kalau dilakukan dengan tepat dan benar. Contohnya saja seorang guru, uihhh salut kalau dengan profesi ini. Soalnya ini profesi yang nggak kesampaian..huhu 
Kalau ingat-ingat dengan kata guru, sedikit ingin  flashback kembali sebelum profesi saya sekarang yang menjadi pilihan hidup saya. Ehm dahulu sih pas tamat SMA saya ingin sekali menjadi seorang guru matematika. Bukan apa-apa sih soalnya pelajarannya adalah pelajaran favorite saya dari SD, SMP, hingga SMA. Kalau udah pelajaran ini semangatnya minta ampun dibanding pelajaran yang lain. Bukan apa-apa sih , bukan berarti pelajaran yang lain tidak saya sukai loh, cuman matematika lebih saya senangi. Guru-guru yang mengajar pelajaran ini dari SD hingga SMA pun menyenangkan. Minat saya dibidang ini pun masih saya favorite kan sampai sekarang meski profesi saya  sekarang lebih ke pelajaran biologinya... hehe tak apalah, namanya juga senang. Dan Sangking senangya saya dengan pelajaran ini, sampai-sampai komunitas pencinta matematika saya ikuti. Padahal komunitas itu isinya guru-guru matematika semua. Tapi tak apalah, namanya juga menyukai, jadi apapun diikuti kalau berbau matematika.. Kecintaan saya dengan pelajaran ini, nggak sampai hanya disitu loh, soalnya pernah suatu ketika dan telah menjadi kebiasaan bagi adik-adik saya, ketika adik-adik saya menyodorkan minta diajari pekerjaan rumah mereka udah tahu pelajaran apa yang harus disodorkan pertama kali ke saya, yah matematika. Baru pelajaran-pelajaran lainnya yang menyusul.
Yah kata orang cinta tidak harus memiliki dan kalau boleh dibalik untuk sebuah profesi, mencintai bidang itu nggak harus mengambil di bidang itu juga kok asalkan hati tetap menyukai dengan bidang itu walaupun bidang lain yang akhirnya diambil. Maksain pendapat dan pemikiran..hehe . Walhasil seperti kiasan saya sebelumnya, walaupun saya mencintai pelajaran ini tapi tidak menyampaikan saya meraih cita-cita menjadi seorang guru matematika. Walhasil singkat cerita keinginan saya ingin menjadi guru matematika tidak kesampaian. Saat tamat SMA orang tua saya menyodorkan hanya 2 pilihan kepada saya mau masuk ke I.DN atau masuk fakultas kedokteran. Uih suatu keputusan yang berat karena kedua-duanya bukan pilihan awal yang saya inginkan. Walaupun menjadi seorang dokter memang sempat terbesit ketika berbincang dengan sahabat saya waktu SMA di ruang serbaguna yang dahulu dijadikan  mushola. Saat itu sempat terucap kata-kata" ehm kalau jadi dokter boleh juga tuh ukh plus dokternya hafidzho juga, Mudah-mudahan lah ya..aamiin" Yah kira-kira begitulah percakapan yang sempat terlintas saat itu. Tapi hanya sebuah percakapan yang nggak berlanjut. Kalau dipikir-pikir Ehm, memang kata-kata itu adalah do'a, kalau ngeliat faktanya sekarang.  
Melanjutkan kembali, saat 2 pilihan itu diberikan perlu banyak pertimbangan yang harus saya pikirkan. Perlu istikharah beberapa kali sampai keyakinan timbul untuk memilih salah satunya. Dengan bismillah saya jatuhkan pilihan saya ke fakultas kedokteran dengan alasan salah satunya kalau mengambil IP.N pasti kudung yang dipake nggak bisa dipanjangin terus harus pake celana bukan rok, makanya saya memilih kedokteran salah satunya atas dasar pertimbangan itu. Bukan karena profesi itu lebih bernilai yang sebagian orang pikirkan
Lanjut cerita setelah menjalani masa-masa kuliah, alhamdulillah dapat menjalaninya dengan kondisi yang tetap tak berubah. Saya tetap mampu ikut kajian pekanan "lingkaran cinta".. hehe bahasa kiasan tuh.., tetap menjaga kudung saya dan penampilan saya. Dan selanjutnya selesai menjalani masa kuliah kemudian menjalani masa-masa coas. Nah ini yang begitu berat dalam melangkah. Banyak sekali kendala-kendala dalam menjalaninya. Sampai ketika di tugaskan di sal Anak, saya sempat berkeinginan untuk berhenti. Soalnya itu stase mayor yang terberat yang saya jalani. Jumlah coas yang masuk sal ini sangatlah sedikit sehingga terasa melelahkan sekali dalam menjalankannya. Saya ingat dari 9-10  stase hanya stase anak yang tiap kali jaga tidak pernah ada waktu untuk beristirahat, full 24 jam soalnya disambung dengan dinas pagi apalagi waktu itu pas bulan puasa tambah deh, makanan buat buka disambung buat sahur jam 3 pagi. Ehm nggak kebayangkan, berbuka hanya dengan minuman itu selama kurang lebih 14 kali lebih jaga selama bulan ramadhan. Kalau stase lain mah 15 menit ada waktu buat istirahat alhamdulillah banget. Tapi alhamdulillah pemikiran untuk berhenti nggak sempat terealisasikan, hanya ketika di stase anak saja. Soalnya dipikir lagi kasihan dengan orang tua saya yang udah ngeluarin biaya buat kuliah hingga coas. Dan Hingga akhirnya sampailah di stase terakhir yaitu stase penyakit dalam yang berakhir dengan akhir yang indah. Dan alhamdulillahnya lagi meski terseok-seok ( ini bahasa yang saya pakai dengan sahabat saya yang namanya tia), masih diberikan keteguhan untuk melangkah di jalan juang..hehe bahasanya agak lebay sich.
Singkat cerita  akhirnya mampu menyelesaikan S.Ked hingga menjadi Dr. alhamdulillah. Ehm tapi ada lagi yang harus dihadapi ketika selesai Dr, ternyata sebuah peraturan baru yang harus dijalani yaitu kudu' menyelesaikan internship selama satu tahun lamanya di kota rantauan. Dan alhamdulillah kini internship telah diselesaikan dan berakhir pada 26 april 2013 di sebuah kota yang cukup jauh bagi saya yaitu Muaro Bungo. Dan kini semua teman-teman sejawat saya yang telah melaksanakan internship sudah kembali ke kota asal masing-masing, termaksud saya kembali ke kampung halaman.

#note: Sebuah coretan-coretan yang nggak penting sich, tapi prosesnya yang penting. 
ditulis ba'da isya'@ lahat city

Tidak ada komentar:

Posting Komentar