Bismillah...
InGIN mengarsipkan tulisan yang sebelumnya pernah aku post kan di
fb. Sebenarnya, ingin membuat cerita kelanjutannya pada episode perjalanan 3.
Biar nyambung maka diarsipkanlah perjalanan episode 1 dan 2.
Perjalanan episode 1
Berawal dari rencana Allah yang tak pernah kubayangkan sungguh
indahnya, diri ini baru menyadari bahwa apa yang terjadi pada diri ini tidak
lain adalah scenario yang telah ditentukannya.. ya kala itu aku mengikuti ujian
kompetensi di bidangku. Suatu ujian yang begitu berharga begitu
diusahakan untuk dapat lulus karena saat tidak lulus maka entah apa yang akan
terjadi pada hidupku gumamku saat itu…hingga suatu ketika berita kelulusan
diganti berita kegagalan.. sungguh saat menerima itu, hati ini sedih lebih
sedih dibandingkan jikalau tidak lulus stase karena puncak usaha selama ini
yang dituju adalah lulus kompetensi ini. Bagaimana tidak setelah sekian lama
mengarungi sebuah runtutan perjalanan akademis hasilnya tiada berarti. Butuh
beberapa hari diri ini memahami arti semuanya yang terjadi kala itu. Beberapa
hari telah dilalui diri ini menyadari bahwa, kegagalan yang didapat mungkin
karena selama ini terlalu sibuk mencari duniawi, terlalu sibuk memikirkan
kepentingan pribadi, hingga sibuknya saat itu membina/mengisi pun tak ada
waktu, aku teringat ketika murobbi ku berkali-kali menawarkan binaan yang baru
dan kala itu aku jawab afwan mba kayaknya g’ bisa soalnya kendalanya di waktu
dan lebih menyedihkan binaan yang telah kumiliki dari awal memasuki dunia koas
dengan tujuan ya sebagai penjagaan bagiku karena kader tanpa seorang binaan
tidak akan mampu terjaga karena tidak ada bahan evaluasi bagi dirinya
karena tak sedikit mutarobbi adalah cerminan bagi murobinya walaupun ada yang
mampu bertahan di dunia perkoasan tanpa membina tapi sangatlah sedikit…namun
hal itu hanya mampu bertahan sampai pertengahan stase dan akhirnya
terpaksa aku transfer setelah mengarungi ¾ perjalanan koas
karena manajemen waktuku yang salah hingga tak ada waktu untuk mengisi ,
.. yah mungkin karena itulah Allah memberikan tegurannya berupa kegagalan
pada diriku karena kesibukan duniawi yang kucari mengalahkan kesibukan dalam
mengurusi dakwah. . Astaghfirullah hal’azim, semoga Engkau memberikan ampunan
kepada hamba yang lambat laun begitu meninggalkan kepentingan dakwah ini,
ucapku kala itu… Pekan demi pekan semangat itu kembali memuncah yah semangat
perjuangan yang pernah timbul dikala menjadi mahasiswa. Tak masalah jikalau
belum berhasil toh aku bisa kembali lagi untuk bersemangat dalam urusan dakwah
ini. Bersemangat untuk kembali lagi membina, bersemangat untuk kembali lagi
menasehati saudara-saudara seperjuangan, dan bersemangat kembali untuk terlibat
lagi ikut terjun di dalamnya…Subhanallah,,,Itulah suatu bentuk teguran yang
indah dariNya…hingga akhirnya Allah memberikan karunianya dalam
keberhasilan yang tertunda, dan saat ini alhamdulillah, segala puji hanya
bagiMu Ya Rabb…bukan keberhasilan yang tertunda melainkan sebuah keberhasilan
berupa kelulusan dalam ujian kali ini ditambah berkat doa dan dorongan semangat
dari sosok-sosok luar biasa walaupun hanya bertemu tiap pekan sekali
namun kalian begitu berharga…_ana uhibbukifillah_
Perjalanan episode 2
Diri ini kembali lagi menyadari betapa Allah sungguh selalu akan
memberikan yang terbaik bagi setiap hamba-hambanya dan scenario yang telah
ditetapkan pada diri ini sangat indah jauh lebih indah dari apapun yang
telah kudapatkan selama ini. Yah saat diri ini berkesempatan untuk dapat
mengunjungi ke kota kelahiran tempat tinggal kekasih Allah, uswatunhasanah bagi
manusia, Rasulullah Muhammad saw… Ya Allah segala puji hanya bagi Mu, tiada
daya dan upaya kecuali tanpa izinMU…Diri ini kembali lagi mengingat kalau saja
hamba lulus mungkin hamba tidak akan bisa mengunjungi kota itu, dan itulah dari
sekian hikmah yang Allah telah rencanakan dibalik sebuah kegagalan.
Subhanallah…. selama 7 hari dikota itu tidak henti-hentinya diri ini takjub
akan kondisi di sana, sangking takjubnya sulit menjelaskan perasaan hati ini
ketika di sana. Yang jelas wajarlah jika setiap orang yang pernah ke sana ingin
berkali-kali kesana kembali atau bahkan menetap di sana… suatu bentuk ekspresi
yang tidak berlebihan itulah kenyataannya… Sepanjang perjalanan disana
tidak ada yang luput dari ketakjuban.. bagiku tidak ada yang tidak memberikan
arti, setiap hari yang dilalui selalu sirat akan hikmah..salah satunya Saat
ketika memasuki RAUDOH/TAMAN SURGA subhanallah tak ternilai segalanya terlebih
lagi saat melihat makam kekasih Allah,,, sang pembawa risalah hingga umatnya
sampai sekarang dapat merasakan kenikmatan sebuah iman, betapa miris
rasanya hati ini saat membayangkan kecintaan Rasul kepada umatnya sedangkan
umatnya tak setiap hari memberikan sholawat kepadanya, betapa miris rasanya
hati ini ketika membayangkan perjuangannya dalam menegakkan islam sedangkan
sebagian umatnya tak berjuang meneggakkan islam dalam dakwah ini saat ini,
banyak kemirisan yang timbul di hati ini, ya nabiyallah sholawat beriringsalam
selalu tercurahkan atasmu, sang kekasih Allah, sang pembawa risalah…hati ini
kembali terhenyu ketika memasuki masjidil haram, tak luput dari ketakjuban dari
seorang nabi Ibrahim a.s dan putranya Nabi Ismail a.s. dan terhenyu
kembali ketika menapaki siroh nabawi, siroh sahabat yang selama ini
hanya mampu mengetahui lewat sebuah buku namun bisa melihat secara langsung
jejak2nya, ,,,Subhanallah sungguh indah karuniaMu YA Rab Dan semoga Allah
berikan kesempatan berkali-kali kepada kita agar dapat beribadah disana
terlebih lagi dalam ibadah haji…
Perjalanan episode 3
Kali ini episode ini spesial tentang dunia internship yang masih
aku jalani tentunya sampai sekarang. Sebuah kondisi dimana mesti dilaksanakan
bagi dokter yang baru menyelesaikan dunia perkoasannya. Peraturan yang
mengharuskan untuk satu tahun menjalankan magang di tempat yang sudah di
tentukan sebelumnya. Alhamdulillah, aku di tempatkan di sebuah kota yang 10-12
jam jauh dari kampung halamanku. Sebuah kota yang baru aku dengar kala itu
" Muaro Bungo", sebuah kabupaten yang berada di Jambi. Kegiatan internship
dibagi menjadi 3 stase yaitu puskesmas, bangsal, dan IGD. Waktu masing-masing
stasenya 4 bulan lamanya. Ehm, episode ini memang butuh-butuh ekstra keluangan
hati.
Seperti ayat yang menjadi penguat. "Fa idza azamta, fa
tawakkal 'alalloh...: serahkan semua azam, cita, dan keinginanmu sepenuhnya
kepada Alloh..." Tidak Ada sebaik-baik penentu keputusan kecuali Alloh
Suatu bentuk kekhawatiran sebelumnya saat mengetahui diri ini akan
pergi merantau melanjutkan kewajiban selama satu tahun penuh. Kala itu, do’a
yang selalu diharapkan semoga Alloh memberikan tempat yang terbaik bagi ana.
Karena sesungguhnya betul banget tempat yang terbaik itu adalah tempat yang
telah ditetapkan Alloh bukan tempat yang kau inginkan. Dan akhirnya Alloh
menjawab itu semua dengan satu tempat yang masih asing di diriku kala itu
Kabupaten Muaro Bungo Jambi.
Tak terasa dah hampir 10 bulan menghabiskan waktu disini…lagi-lagi
Alhamdulillah scenario dan episode-episode yang Alloh telah rancang memang
SUPER DUPER TERBAIK…
Tak ada kekecewaan, namun rasa kesyukuran. Alloh mempertemukan
dengan sosok-sosok yang menginspiratif dalam lingkaran cinta. Lingkaran cinta
itu sebuah pertemuan karena Alloh. Didalamnya ada ukhuwah dan pastinya selalu
ada rasa cinta kepada saudara-saudara seperjuangan.
Lagi dan lagi Alhamdulillah, Alloh menggantikan sahabat-sahabat
yang meninspiratif di tempat ana sebelumnya dengan sosok-sosok yang juga
menginspiratif dalam jejak kelana kali ini di kota rantauan…
Dan sahabat-sahabat ini adalah sosok yang penuh inspiratif, mba2ku
tercinta. Meski berbeda usia namun dalam ukhuwah tak mengenal usia....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar