Sabtu, 27 Oktober 2012

INDAH dariNya...

Bismillahirrohmanirrohim.
Alhamdulillah telah sampai pada 11 dzulhijjah, setelah kemarin seluruh umat muslim telah merayakan hari raya Idul Adha. Banyak cerita yang telah diukir hingga sampai di bulan dzulhijjah ini. Setidaknya kumpulan-kumpulan perjalanan hidup sebagai  anak rantau. Sebenarnya menjadi anak rantau telah aku rasakan semasa perkuliahan dan dunia koas, ehm kalau dihitung-hitung 5,5 tahun menjadi anak rantau di sebuah kota yang terkenal dengan makanan khasnya pempek yaitu Palembang. Tapi, entah mengapa episode rantauan kali ini sungguh-sungguh berbeda sekali. Mungkin karena tempat yang begitu jauh bagiku. Sebuah tempat yang lebih kurang ditempuh 10 jam menuju rumahku yaitu kabupaten Lahat. Yang pasti dengan perjalanan darat. Jauh kan…mungkin bagi orang-orang yang pernah merantau di luar sumatera, hal itu belum begitu jauh. Tapi, berhubung diriku sejauh ini rantauannya masih di dalam sumatera yaitu di Palembang, terasa jauh sekali. 
Kota rantauan yang dituju kali ini yaitu salah satu kabupaten yang ada di Jambi yaitu Kabupaten Muaro Bungo. Sebuah kabupaten yang luas cakupan daerahnya memang tak sebesar kabupatenku  lahat. Yang membedakannya rata-rata penduduknya yaitu pengusaha, tepatnya pengusaha karet, batubara.  Yah nggak kebayangkan, kalau rata-rata penduduknya bermata pencahariannya gitu, sudah pasti hidup disini cukup mahal.
Ma’isyah betul-betul dibutuhkan saat berada di kota ini. Secara kalau mau minta terus tiap bulannya dengan orang tua, terasa nggak enak betul. Dari kuliah hingga koas full dibiayai, eh tahunya selesai dari koas masih minta uang.. kapan ya suatu saat waktunya tidak meminta uang lagi pada orang tua, malah sebaliknya harus bisa memberikan uang kepada mereka tiap bulannya…( semoga ya Alloh,,aamiin).
Bicara soal ma’isyah, Alhamdulillah dapat bantuan hidup dari menkes selama bertugas di sini, walaupun tak begitu besar tetapi cukup membantu orang tuaku, setidaknya mengurangi beban mereka dalam memberikan biaya bulanan kepadaku. Perjalanan episode kali ini, tak akan pernah dilupakan. Dan akan terus terukir entah sampai kapan Alloh memberikan scenarioNya yang indah kepadaku. Dan yang pastinya setiap scenario yang telah Alloh rancang betul-betul terbaik bagi diriku.

“Merantau itu membuatku menjadi pribadi yang lebih mandiri… Merantau itu membuat gerak perjuanganku semakin berkembang… Merantau itu membuat saudara seimanku bertambah… Merantau itu membuat pengalamanku bertambah… Dan merantau itu sebenarnya INDAH Subhanalloh…Maha Suci Alloh yang telah mentakdirkan ini semua bagiku.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar