Dari Anas ra. dari
Nabi SAW. bersabda: ”Tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang,
niscaya ia akan merasakan manisnya iman, yaitu: Hendaknya Allah dan rasul-Nya
lebih dicintainya daripada yang lain. Hendaklah bila ia mencintai seseorang
semata-mata karena Allah. Hendaklah ia benci untuk kembali kepada kekafiran
sebagaimana ia benci kalau akan dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR.
Bukhari)
Mencintai Allah dan rasul-Nya melebihi
kecintaan terhadap yang lain... Mencintai Allah dan rasul-Nya harus kita
tempatkan pada urutan teratas dari daftar siapa yang kita cintai. Mencintai
Allah dan rasul-Nya berarti kita bertaqwa dengan sebenar benarnya taqwa kepada
Allah, menuntut ilmu yang berkenaan dengan sunnah Rasulullah SAW. dan
mengamalkannya. Kepentingan Allah dan rasul-Nya harus kita jadikan prioritas
utama dibandingkan dengan urusan lain. Orang yang mencintai Allah dan rasul-Nya
melebihi kecintaan lainnya akan memperoleh kenikmatan yang kekal. Sebaliknya
orang yang mencintai sesuatu melebihi kecintaannya terhadap Allah dan rasul-Nya
hanya akan memperoleh kenikmatan nisbi (sementara).
Mencintai seseorang karena Allah ...Agama
mengajarkan cinta dan benci itu bukan karena orangnya, tetapi karena
perbuatannya, apakah ia mengikuti ajaran Allah atau malah menyimpang dari
ajaran Allah. Jika kita mencintai karena orangnya, seperti karena ia
cantik/tampan, atau karena ia kaya, dll.; maka sangat besar kemungkinan kita
akan terbutakan oleh cinta itu, sehingga tidak lagi dapat membedakan antara
yang baik dan buruk. Jika kita mencintai seseorang karena ia mengikuti ajaran
Allah, maka insyaallah hidup kita akan lebih berkualitas karena setiap saat
kita akan berusaha memperbaiki diri untuk senantiasa bersama mendekatkan diri
kepada Allah.
Benci kepada kekufuran seperti benci jika
dicampakkan ke dalam api neraka...
Siapapun orangnya, pasti tidak akan mau apabila dimasukkan ke dalam api neraka yang di dalamnya penuh dengan siksaan yang tak pernah kita bayangkan. Dalam suatu riwayat diceritakan oleh Nabi SAW. bahwa siksaan paling ringan dalam neraka adalah seseorang yang cuma berdiri sedangkan otaknya mendidih karena panasnya neraka, na’udzubillah min dzalik. Satu syarat terakhir agar kita bisa merasakan manisnya iman adalah kita harus punya semangat untuk menjauhi kekufuran sama seperti semangat kita untuk tidak mau dimasukkan ke dalam neraka. Kufur artiya menolak kebenaran, dan orang yang menolak kebenaran dalam Islam disebut kafir. Orang kafir menolak kebenaran, atau perintah Allah, dan mengikuti keinginan hawa nafsunya sendiri.
Siapapun orangnya, pasti tidak akan mau apabila dimasukkan ke dalam api neraka yang di dalamnya penuh dengan siksaan yang tak pernah kita bayangkan. Dalam suatu riwayat diceritakan oleh Nabi SAW. bahwa siksaan paling ringan dalam neraka adalah seseorang yang cuma berdiri sedangkan otaknya mendidih karena panasnya neraka, na’udzubillah min dzalik. Satu syarat terakhir agar kita bisa merasakan manisnya iman adalah kita harus punya semangat untuk menjauhi kekufuran sama seperti semangat kita untuk tidak mau dimasukkan ke dalam neraka. Kufur artiya menolak kebenaran, dan orang yang menolak kebenaran dalam Islam disebut kafir. Orang kafir menolak kebenaran, atau perintah Allah, dan mengikuti keinginan hawa nafsunya sendiri.
“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian
beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Tidak
maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian lakukan maka kalian akan
saling mencintai: Sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim)
Pada hakekatnya ucapan salam merupakan do’a
dari seseorang bagi orang lain. Di dalam lafadz salam “Assalaamu ‘alaikum
warahmatullahi wabarakaatuh” terdapat wujud kecintaan seorang muslim pada
muslim yang lain. Yaitu keinginannya agar orang yang disapanya dengan salam,
bisa memperoleh keselamatan, rahmat, dan barokah. Barokah artinya tetapnya
suatu kebaikan dan bertambah banyaknya dia
Anas bin Malik, Rasulullah saw. bersabda: Siapa pun tidak akan
merasakan manisnya iman, hingga ia mencintai seseorang hanya karena Allah
semata.(HR. Bukhari).
Hadits Muadz
bin Anas Al-Jahni bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Siapa saja yang memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka berarti ia telah sempurna imannya. (HR. AL Hakim)
Siapa saja yang memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka berarti ia telah sempurna imannya. (HR. AL Hakim)
Barang siapa yang mendoakan saudaranya pada saat ia tidak bersamanya,
maka malaikat yang diserahi untuk menjaga dan mengawasinya berkata, “Semoga
Allah mengabulkan; dan bagimu semoga mendapat yang sepadan.” (HR. Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar